ANTENATAL CARE (ANC) TERPADU "14 T" & "17 T"
1. Strandar
Pelayanan pada Masa Kehamilan
a.
Antenatal Care
1)
Pengertian
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada
ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah
ibu hamil normal atau bermasalah. (Rukiah,
Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)
2)
Tujuan kunjungan
a)
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
b)
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal
dan sosial ibu dan bayi.
c)
Mengenali secara
dini ketidaknormalan
atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d)
Mempersiapkan
persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
e)
Mempersiapkan
ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f)
Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)
3)
Jadwal kunjungan
Sebaiknya setiap
wanita hamil memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu
bulan. Pemeriksaandilakukan
setiap 6 minggu sampai kehamilan.
Sesudah itu, pemeriksaan
dilakukan setiap 2 minggu.
Dan sesudah 36 minggu.
Kunjungan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4
kali selama kehamilan.
a)
Satu kali pada trimester pertama
b)
Satu kali pada trimester kedua
c)
Dua kali pada trimester ketiga. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)
b.
Pelayanan
antenatal terpadu
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta
terpadu dengan program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya.
Tujuan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu
hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang
sehat. (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
c.
Standar
asuhan kebidanan
Standar asuhan minimal
kehamilan termasuk dalam "14T".
1)
Ukur
Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari
sebelum hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg
dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5
kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri
tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh
(IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri
untuk menghitung IMT anda yakni :
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan
(cm))2
Tabel
2.4 Klasifikasi Nilai IMT
Kategori
|
IMT
|
Rekomendasi
(kg)
|
Rendah
|
< 19,8
|
12,5 – 18
|
Normal
|
19,8 – 26
|
11,5 – 16
|
Tinggi
|
26 – 29
|
7 – 11,5
|
Obesitas
|
> 29
|
≥ 7
|
Gemeli
|
-
|
16 – 20,5
|
Sumber : (Prawirohadjo, 2013)
Prinsip dasar
yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan bertahap, bukan mendadak dan
drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3
kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan optimal,
yaitu:
a)
20
minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
b)
20
minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
c)
Kemungkinan
penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari,
Ulfa, & Daulay, 2015)
Pengukuran
tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap
kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2)
Ukur
Tekanan Darah (T2)
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan
berkunjung. Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar
normal, tinggi atau rendah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 120/80 mmHg.
3)
Ukur
Tinggi Fundus Uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald
adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan
gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam
minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
4)
Pemberian
Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam
folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk
memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan
kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk
mengkompensasi penigkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk
memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin.
5)
Pemberian
Imunisasi TT (T5)
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus
yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan terhadap
penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Umur kehamilan
mendapat imunisasi TT :
a)
Imunisasi
TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT
lengkap (BKKBN, 2005).
b)
TT1
dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada
kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).
Jadwal Imunisasi TT :
Sesuai dengan
WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan imunisasi tetanus maka ia
harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan
(pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu
kemudian)Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu
(Saifuddin dkk, 2001 ; Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
Tabel 2.5 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Antigen
|
Interval
|
Lama
perlindungan
|
%
Perlindungan
|
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
|
Pada kunjungan antenatal pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1 taun setelah TT4
|
-
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun/seumur hidup
|
-
80
95
99
99
|
Sumber : (Saifuddin dalam Sari, Ulfa, & Daulay,
2015)
6)
Pemeriksaan
Hb (T6)
Pemeriksaan
Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara Sahli. Pemeriksaan
Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu periksa lagi menjelang
persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi Anemia pada
ibu hamil.
7)
Pemeriksaan
Protein urine (T7)
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya
protein dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3%
ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema.
Pemeriksaan protein urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.
8)
Pemeriksaan
VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)
Pemeriksaan
Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah untuk mengetahui adanya
treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang
diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu
hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian
janin pada kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan
premature, cacat bawaan.
9)
Pemeriksaan
urine reduksi (T9)
Untuk
ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan
gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus Gestasioal. Diabetes
Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa
pre-eklampsia, polihidramnion, bayi besar.
10) Perawatan Payudara (T10)
Senam
payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali sehari
sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil
dalam mempersiapkan persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan
mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul,
memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.
12) Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan
kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu hamil dengan
gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang
positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan
muda dapt terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan
pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat
berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.
14) Temu wicara / Konseling ( T14 ).(Pantiawati & Suryono, 2010).
Pelayanan Standar
Asuhan 17 T
Tabel
2.6 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu
No
|
Jenis Pemeriksaan
|
Trimester I
|
Trimester II
|
Trimester III
|
Keterangan
|
1
|
Keadaan Umum
|
ü
|
ü
|
ü
|
Rutin
|
2
|
Suhu Badan
|
ü
|
ü
|
ü
|
Rutin
|
3
|
Tekanan Darah
|
ü
|
ü
|
ü
|
Rutin
|
4
|
Berat Badan
|
ü
|
ü
|
ü
|
Rutin
|
5
|
LILA
|
ü
|
Rutin
|
||
6
|
TFU
|
ü
|
ü
|
Rutin
|
|
7
|
Presentasi Janin
|
ü
|
ü
|
Rutin
|
|
8
|
DJJ
|
ü
|
ü
|
Rutin
|
|
9
|
Pemeriksaan HB
|
ü
|
ü
|
Rutin
|
|
10
|
Golongan Darah
|
ü
|
Rutin
|
||
11
|
Protein Urin
|
·
|
·
|
·
|
Rutin
|
12
|
Gula Darah/reduksi
|
·
|
·
|
·
|
Atas
indikasi
|
13
|
Darah Malaria
|
·
|
·
|
·
|
Atas
indikasi
|
14
|
BTA
|
·
|
·
|
·
|
Atas
indikasi
|
15
|
Darah Sifilis
|
·
|
·
|
·
|
Atas
indukasi
|
16
|
Serologi HIV
|
·
|
·
|
·
|
Atas
indikasi
|
17
|
USG
|
·
|
·
|
·
|
Atas
indikasi
|
Sumber
: (Kementrian Kesehatan RI, 2015)
Referensi :
Rukiah, A. Y., Yulianti, L., Maemunah, &
Susilawati, L. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan.
Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D.
(2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Bogor: IN MEDIA.
dapusnya gak lengkap.. -_-"
ReplyDeletesaya ambil dari 3 buku itu kak
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete